Blogroll

This is default featured slide 1 title

Easy to customize it, from your blogger dashboard, not needed to know the codes etc. Video tutorial is available, also a support forum which will help to install template correctly. By DeluxeTemplates.net

Jumat, 21 Desember 2012

APRESIASI PROSA FIKSI


TUGAS
“ APRESIASI PROSA FIKSI“
“ PENDEKATAN DALAM APRESIASI SASTRA “






 



Oleh :










NAMA : ABDUL KAHIR
KELAS : VI C
NIM : BI 09 01 131
JURUSAN : BAHASA dan SATRA INDONESIA


STKIP
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YAPIS) DOMPU
TAHUN 2011

DAFTAR ISI

1.    KATA PENGANTAR.................................................................................................................
2.    DAFTAR ISI................................................................................................................................            
3.    BAB  I PENDAHULUAN..........................................................................................................
4.    BAB  II PEMBAHASAN................................................................ ............................................
5.    DAFTARPUSTAKA...................................................................................................................     
    



KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karuniannya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi teman-teman mahasiswa STKIP-YAPIS DOMPU tentang Kesalahan Dalam Pemerolehan Bahasa Kedua.
Makalah ini berisi beberapa pokok tentang “Kesalahan Dalam Pemerolehan Bahasa Kedua” yang kami harapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa. Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, jadi diharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Wassalamualikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Dompu, 28 Mei 2011
Penyusun,

ABDUL KAHIR

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dengan perkembangan sastra dari tahun ke tahun, maka sekiranya bagi penikmat serta pelaku karya sastra sekiranya dapat memahami metode, cara, serta pengetahuan dalam proses pendekatan dalam apresisasi sastra. Dari persoalan tersebutlah maka diharapkan penikmat maupun pelaku sastra itu sendiri mampu untuk memahami komponen-komponen pendekatan dalam apresiasi sastra.
Dengan semakin maraknya karya sastra yang berkembang seperti sekarang ini, dipandang perlu bagi penikmat maupun pelaku sastra untuk dapat lebih memahami langkah-langkah pendekatan dalam apresiasi sastra. Dengan demikian karya sastra akan dapat diapresiasi dengan baik serta karya sastrapun akan lebih baik lagi dari sebelumnya.
  1. Rumusan Masalah
1.      Seperti apakah bentuk pendekatan dalam apresiasi sastra?
2.      Ada berapakah pendekatan dalam apresiasi sastra?
  1. Tujuan
1.      Agar memahami bentuk pendekatan dalam apresiasi sastra.
2.      Mengetahui beberapa bentuk pendekatan dalam apresiasi sastra.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENDEKATAN  APRESIASI  SASTRA
a.      Pendekatan Apresiasi Lawas
Pendekatan dalam apresiasi sastra dapat ditentukan oleh tujuan terhadap apa yang akan diapresiasikan dalam teks sastra tersebut. Pendekatan apresiasi sastra terproses lewat kegiatan memahami atau memaknai sebuah karya sastra. Proses memahami atau memaknai suatu karya sastra dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain :
a)      Pendekatan Parafrase
Pendekatan parafrase adalah proses pendekatan apresiasi karya sastra dengan menyederhanakan kata atau kalimat dalam karya sastra sehingga dapat lebih mudah dipahami. Pendekatan parafrase dapat juga dilakukan dengan cara mengubah bentuk suatu karya sastra ke dalam bentuk paragraf dengan mengungkapkan kembali gagasan paragraf dengan kata-kata atau kalimat yang berbeda.
                  Dasar – dasar pendekatan parafrase  :
1.      Gagasan yang sama dapat disampaikan dengan cara yang berbeda
2.      Penggunaan simbol-simbol yang konotatif dalam karya sastra
3.      Kata-kata dan kalimat dalam karya sastra banyak yang mengalami pelepasan.
b)     Pendekatan  Emotif
Pendekatan emotif adalah pendekatan apresiasi karya sastra dengan cara menemukan unsur- unsur yang mengajuk emosi dan perasaan pembaca.
                  Dasar- dasar pendekatan emotif :
1.      Karya sastra hadir untuk dinikmati, memberi hiburan dan kesenangan
2.      Menemukan wujud keindahan dalam karya sastra
Pendekatan emotif dapat diterapkan untuk mengapresiasi lawas yakni dengan menemukan kata-kata atau kalimat – kalimat yang dapat membangkitkan emosi dan perasaan pembaca. Pada lawas, kata- kata atau kalimat-kalimat yang mengajuk emosi umumnya berada pada baris kedua dan ketiga dari struktur lawas tersebut.
c)      Pendekatan analisis
Pendekatan analisis adalah pendekatan apresiasi karya sastra demgam cara membedah dan memahami unsur-unsur atau elemen-elemen yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur yang membangun karya sastra terbagi atas dua yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrensik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membentuk karya sastra dari dalam karya itu sendiri seperti tema, alur, amanat, bahasa, setting dan sebagainya. Unsur Ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar karya karya sastra tersebut seperti latar belakang pengarang, politik, budaya, agama, dan debagainya.
                  Dasar - dasar pendekatan analisis
1.      Karya sastra terbentuk dari unsur-unsur
2.      Setiap elemen mempunyai fungsinya sendiri dalam suatu karya sastra
3.      Elemen-elemen dalam suatu karya sastra harus disikapi sebagai satu kesatuan.
d)     Pendekatan sosiopsikologis       
Pendekatan sosiopsikologis merupakan pendekatan :
1.      Berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial budaya pada saat karya sastra diciptakan
2.      Berusaha memahami latar belakang kehidupan masyarakat pada saat karya sastra diciptakan
3.      Berusaha memahami sikap pengarang terhadap lingkungannya ataupun zaman saat karya sastra diciptakan.
Dasar pendekatan sosiopsikologis adalah karya sastra tidak dapat dipahami secara lengkap apabila terpisah dari lingkungan atau kebudayaannya.
e)      Pendekatan didaktis
Pendekatan didaktis adalah pendekatan apresiasi karya sastra dengan cara memahami gagasan, tanggapan evaluatif dan sikap pengarang terhadap kehidupan.

B.     TEORI  APRESIASI  SASTRA  SAMAWA
Teori apresiasi merupakan teknik atau cara meneliti, menelaah, memahami dan memaknai suatu karya sastra. Pemahaman terhadap suatu karya sastra dapat dilakukan dengan beberapa teori yakni teori semiotik, teori struktural dan teori resepsi.
  1. Teori Apresiasi Lawas
a)      Teori semiotik
Kata semiotik berasal dari kata semeion yang berarti tanda. Teori semiotic adalah teori apresiasi karya sastra yang meneliti, memahami dan mempelajari berbagai objek, peristiwa atau seluruh kebudayaan sebagai tanda dan mengartikan tanda tersebut.
b)     Teori struktural
Teori struktural adalah teori apresiasi karya sastra berdasarkan struktur dan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur yang membangun karya sastra terbagi atas dua yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya itu sendiri. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar karya sastra.
Dasar- dasar pemikiran teori struktural adalah
1.      Karya sastra dipahami dalam dirinya sendiri
2.      Pemahaman karya sastra berdasarkan penafsiran struktur suatu karya
3.      Aturan-aturan dalam karya sastra bersifat universal dan objektif
4.      Menekankan pada keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks
5.      Unsur-unsur karya sastra memperoleh artinya hanya di dalam relasi, unsur-unsur secara berdiri sendiri tidaklah penting.
c)      Teori resepsi
Teori resepsi adalah teori apresiasi karya sastra yang menekankan kepada peran pembaca dalam menginterpretasikan suatu karya sastra.
Dasar- dasar pemikiran teori repetisi adalah
1.      Pembaca adalah subjek yang memberikan makna dan nilai suatu cipta sastra berdasarkan interpretasinya.
2.      Tanpa peran pembaca, karya sastra hanya sebuah artefak.
3.      Kata berbeda dalam interpretasi karya sastra disebabkan pembaca membaca karya sastra berbeda.
4.      Pembacalah yang menerapkan kode yang ditulis penyair.
5.      Karya sastra ibarat orkestra yang selalu memberikan kesempatan kepada pembaca untuk menghadirkan resonansi yang baru yang membebaskan teks dari belenggu bahasa dan menciptakan konteks yang dapat diterima pembaca masa kini.
C.    Pendektan Studi Sastra
Dalam studi sastra ada sejumlah pendekatan yang dapat diterapkan oleh penelaah sastra. Bila kita bertolak dari empat cara pandang terhadap karya sastra seperti ditawarkan oleh Abrams, yakni karya sastra dilihat dari: (1) karya sastra itu sendiri, (2) pengarangnya, (3) semesta, dan (4) pembacanya, maka empat cara pandang itu menghasilkan empat pendekatan, yakni (1) pendekatan obyektif, (2) pendekatan ekspresif, (3) pendekatan mimesis, dan (4) pendekatan pragmatis.
a.      Pendekatan obyektif
Pendekatan obyektif adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra. Dengan pendekatan obyektif ini penelaah melihat karya sastra sebagai produk manusia atau artifak. Karya sastra, dalam hal ini, merupakan suatu karya yang otonom, yang dipisahkan dari hal-hal di luar karya itu sendiri. Dengan demikian telaah karya sastra dengan pendekatan obyektif beranjak dari aspek-aspek atau unsur-unsur yang langsung membangun karya sastra. Signifikansi dan nilai karya sastra dilihat dari unsur-unsur dan keterhubungan antara unsur-unsur karya sastra. Ilutrasi di atas diderivasikan dari gagasan Abrams dalam bukunya The Mirror and The Lamp, yaitu :
(the objective approach) will explain the work by considering it in isolation, as an autonomous whole, whose siginificance and value are ditermined without any reference beyond itself (Abrams, 1953:7).
b.      Pendekatan ekspresif
Pendekatan ekspresif adalah pendekatan yang mendasarkan pada pencipta atau pengarang karya sastra. Telaah dengan pendekatan ekspresif ini menitik beratkan, misalnya, pada:
“the novelist, his imagina¬tion, insight, and spontaneity” Lebih lanjut, Abrams menjelaskan: “This is based on the ex¬pressive theory which considers a work of art as essentially the internal made external, resulting from a creative process operating under the impulse of feeling, and embodying the combined product of the novelist’s perceptions, thoughts, and feelings. The primary source and subject matter of a novel therefore are the attributes and actions of the novelist’s mind (Abrams, 1956:22).
c.       Pendekatan Mimetic
Pendekatan mimetik adalah pendekatan yang mendasarkan pada hubungan karya sastra dengan universe (semesta) atau lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi lahirnya karya sastra itu. Perhatian penelaah adalah pada “the rela¬tionship between the work of art and the universe that it pretends to produce (hubungan antara karya seni dan realitas yang melatarbelakangi kemunculannya).” Dalam hubungan ini Lewis menjelaskan :
“This approach views art as an imita¬tion of aspects of the universe, of external and immutable ideas, of eternal and unchanging patterns of sound, sight, movement, or form ( pendekatan ini memandang seni sebagai tiruan dari aspek-aspek realitas, dari gagasan-gagasan eksternal dan abadi, dari pola-pola bunyi, pandangan, gerakan, atau bentuk yang muncul secara terus menerus dan tidak pernah berubah)” (Lewis, 1976:46).
d.      Pendekatan interdisipliner
Pendekatan interdisipliner dalam studi sastra mengacu kepada pendekatan yang melibatkan sejumlah disiplin sosial/ humaniora lainnya. Pendekatan ini telah banyak dilakukan dalam studi sastra pada Program American Studies. Pendekatan interdisipliner seperti yang disarankan oleh McDowel sebagai berikut:
an approach pertinent to American Studies is the interdisciplinary approach as suggested by McDowel, stating that the course in American Studies is interdisciplinary in approach and employs the resources of history, philosophy, the social sciences, and literature, art and architecture, music, the dance, and the motion picture (1948:71-72).
Dalam studi sastra dengan pendekatan interdisipliner, kita mungkin memanfaatkan kajian sejarah, sosiologi, pendidikan, politik, ekonomi, dan budaya dalam yang seluas-luasnya. Pendekatan mikro-makro merupakan salah pendekatan yang dimanfaatkan dalam studi sastra pada Program American Studies. Dalam kaitan ini, McDowel mengatakan bahwa: “Another approach used in this study is micro to macro approach by which a study begins with the microcosm, , a small world to explain the macrocosm, a larger world (McDowel, 1948:92).

DAFTAR PUSTAKA





0 komentar:

Posting Komentar